September 27, 2004

Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dimuat di kolom "Gagasan" Jawapos, Selasa 28 September 2004

Saya pernah berdiskusi dengan rekan guru yang kesulitan harus menghafal -- atau setidaknya mendifinisikan -- bakat dan kemampuan masing-masing siswanya, sehingga masing-masing bisa dioptimalkan sesuai dengan kompetensi masing-masing.

Tapi itulah tugas guru, yang dengan kurikulum terbarunya (berbasis kompetensi), mereka dituntut untuk bisa melakukan tugas berat tersebut, dibawah bayang-bayang gaji yang minim.

Saya hanya berfikir, bukankah tugas tersebut akan sedikit ringan, jika ada sebuah aplikasi yang bisa menyimpan profil siswa, mulai dari bakat yang dimiliki, kelebihan yang menonjol, hambatan belajar, latar belakang ekonomi, sifat-sifat dan lain sebagainya. Jadi, jika ingin mengajar ke kelas tertentu, cukup mereka mencetaknya, lalu sambil mengabsen mereka lihat profil siswa tersebut.

Dan, ketika ada seorang siswa pendiam yang disuruha maju ke depan, tiba-tiba gurunya iseng berkata, 'Gimana khabar kakakmu? sudah lulus sekarang?" Ah, tentu siswa tersebut akan merasa sangat diperhatikan. Dan mungkin heran, darimana dia tahu bahwa saya punya kakak?

Itulah kekuatan informasi. Dan, entah siapa yang lebih dulu memulainya. Kita? atau orang lain.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home